Selamat datang di http://qianzu.blogspot.com.
Bermacam-macam info kami coba share buat anda.
"Anda Puas,Kami pun Lemas".
Terimakasih atas kunjangan anda

Materi perkuliahan Jaringan Komputer dan Komunikasi Data (TIK113)

Nama Matakuliah: Jaringan Komputer dan Komunikasi Data
Kode matakuliah: TIK 113
Pengajar: Yoserizal, M.Kom


Minggu I: Kontrak perkuliahan
 
Minggu II: Pengkodean, sinyal dan data analog dan digital
    Pengkodean (Encoding) adalah proses perubahan karakter data yang akan dikirim dari suatu titik ke titik lain dengan kode yang dikenal oleh setiap termianal yang ada, dan menjadikan setiap karakter data dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat ditransmisikan. Suatu terminal yang berbeda menggunakan kode biner yang berbeda untuk mewakili setiap karakter.
  
Sinyal → Representasi dari data yang berbentuk gelombang elektromagnetik.
 Dalam komunikasi data, data dikirimkan dalam bentuk sinyal-sinyal elektromagnetik.Pada saat transmiter mengirimkan sebuah sinyal ke receiver melalui sebuah media, sinyal sebagaisuatu fungsi waktu dan dapat diekspresikan sebagai suatu frekuensi.
Spektrum = Jarak  rentang frekuensi dimana sinyal berada.
̇Bandwidth = ukuran dari spektrum, semakin besar bandwidth semakin besar data yang bisa lewat. Pada kenyataannya suatu sinyal elektromagnetik terdiri atas berbagai frekuensi, sehingga spektrumnya akan melebar sebanyak frekuensi yang terdapat pada sinyal tersebut.

Data→komponen yang mengandung suatu informasi.Berdasarkan karakteristiknya, data dibagi menjadi 2 yaitu data analog dan data digital:

-Data analog

merupakan data yang ditampilkan melalui ukuran fisik serta memiliki nilai berulangsecara terus menerus dan kontinyu dalam beberapa interval. Misalnya : a.Suara & video mengubah pola-pola intensitas secara terus menerus.b. Audio dalam bentuk gelombang suara akustik.

-Data digital merupakan data yang memiliki nilai-nilai yang berlainan dan memiliki ciri-ciri tersendiri. Contoh data digital adalah teks, bilangan bulat dan karakter-karakter lain. Data digital ditransmisikan dalam dalam sederetan bit.



Minggu III: Komputer NIC 

Komputer

Komputer adalah adalah seperangkat alat elektronik yang dapat mengimput data ,memproses dan output berupa informasi. 

NIC     
           Network Interface Card adalah: Card penghubung PC dengan jaringan, sehingga memungkinkan komputer anda untuk terkoneksi ke sebuah jaringan komputer. Bentuk yang paling umum dari NIC adalah ethernet – metode yang sangat cepat dalam mentranfer data antara komputer. NIC memungkinkan sebuah komputer untuk memberi dan mengambil informasi dari komputer lain yang ada di jaringan yang sama – dapat berupa Internet atau pun Local Area Network (LAN).

Minggu IV: Perangkat Jaringan (Network Device)    
Untuk  dapat membangun sebuah jaringan komputer , ada beberapa perangkat keras jaringan komputer yang  harus  diketahui  seperti  PC  (personal  computer),  NIC,  Kabel  Jaringan,  Konektor, Hub/Switch, dll. 
Berikut adalah beberapa contoh dari perangkat keras jaringan computer :
a. Personal Computer (PC)
Komputer  merupakan  perangkat  utama  dari  jaringan  computer,  karena  komputer merupakan pusat mengatur / mengelola komunikasi data pada jaringan komputer.
b. Network Interface Card (NIC)
Kartu Jaringan atau disebut dengan istilah NIC ( Network Interface Card ) atau LAN  CARD atau Etherned  Card .  merupakan  perangkat  yang  menyediakan  media untuk  menghubungkan antar  komputer.  Kebanyakan  Kartu  Jaringan  berjenis  kartu internal, yaitu kartu jaringan  yang di pasang pada slot ekspansi di dalam komputer. Kartu  jaringan  ada  di  dalam  komputer  client  dan  komputer  server  agar  dapat  di jalankan dalam jaringan. Kartu Jarin gan memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Peranti yang menyambungkan kabel jaringan dengan komputer.
2. Peranti  yang  menyediakan  pengalamatan  secara  fisik.  Artinya  kartu  jaringan memiliki kode tertentu yang unik.
c. Kabel
Kabel merupakan media transmisi data pada jaringan komputer, membangun jaringan komputer (baik jaringan sederhana maupun besar) menggunakan berbagai tipe media transmisi. Media transmisi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu terarah (guieded/w ireline)  atau  menggunakan  kabel  atau  tidak  terarah  (unguided/wireless) atau nirkabel.
- Kabel UTP.
Kabel  UTP  (Unshielded  Twisted  Pair),  secara  Fisik  terdiri  atas  empat  pasang kawat medium, setiap pasang di pisahkan oleh lapisan pelindung.
Kabel UTP mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 Mbps
2. Biaya rata-rata per node murah.
3. Media dan ukuran konektor kecil
4. Panjang Kabel maksimal yang diizinkan yaitu 100 meter (pendek).
Kabel  UTP  mempunyai  banyak  keunggulan,  selain  itu  mudah  dipasang, ukurannya kecil dan harganya lebih murah dibandingkan media lain. Kekurangan kabel UTP yaitu rentan efek interferensi elektromagnetic yang berasal dari media atau perangkat lainnya. Akan tet api, pada prakteknya pada administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan dapat diandalkan.
Kabel UTP terdiri dari  delapan Pin Warna.  Dimana terdapat dua tipe kabel yang umum, yaitu kabel straight-through digunakan untuk menghubungkan  sebuah  hub  dgn  switch  dan  kabel  cross-over  digunakan  untuk menghubungkan dua buah komputer secara peer to peet tanpa hub dan switch.
- Kabel Coaxcial
Kabel koasial terdiri atas konduktur silindris melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. Kabel koaksial dapat di gunakan tanpa banyak membutuhkan  bantuan repeater sebagai  penguat  untuk  komunikasi  jarak  jauh.
Kabel koaksial memiliki ukuran beragam. Diameter yang besar memilik transmisi panjang dan menolak noise. Nama Lain dari Kabel ini adalah "thicknet". Kabel ini sangat popular untuk LAN karena memiliki bandwith yang lebar, sehingga dapat anda  gunakan  untuk  komunikasi  broadband  (multiple  channel).  Contoh  kabel koaksial dalam kehidupan sehari -hari yaitu: kabel tv, thin10Base5 yang biasanya digunakan untuk kabel backbone pada instalasi jaringan antar gedung.
Kabel koaksial mempunyai beber apa karakteristik, yaitu :
1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 MBps
2. Biaya Rata-rata per node murah
3. Media dan ukuran konektor medium
4. Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter (medium)
Jaringan dengan menggunakan kabel koaksial merupakan jaringan dengan biaya rendah,  tetapi  jangkauannya  sangat  terbatas  dan  keandalannya  juga  sangat terbatas. Kabel koaksial pada umumnya digunakan pada topologi bus dan ring.
- Kabel Fiber Optick
Jenis  kabel  fiber  optic  merupakan  kabel  jaringan  yang  jarang  digunakan  pada instalasi jaringan  tingkat  menengah  ke  bawah.  Pada  umumnya,  kabel  jenis  ini digunakan pada instalasi jaringan yang besar dan pada perusahaan multinasional serta digunakan untuk antar lantai atau antar gedung. Kabel  fiber  optic  merupakan  media  networking medium  yang  digunakan  utk transmisi-transmisi  modulasi.  Fiber  Optic  harganya  lebih  mahal  di  bandingkan media lain.
Beberapa keuntungan menggunakan kabel fiber optic, yaitu :
1. Kecepatan jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi.
2. Bandwith,  Fiber  optic  mampu  membawa  paket-paket  dengan  kapasitas besar.
3. Distance  yaitu  sinyal-sinyal  dapat  di  transmisikan  lebih  jauh  tanpa memerlukan perlakuan "refresh" atau "diperkuat"
4. Kabel-kabel fiber optic membutuhkan biaya alternatif murah.
d. Repeater
Berfungsi  untuk  menerima  sinyal  kemudian  meneruskan  kembali  sinyal  yang diterima  dengan  kekuatan  yang  sama.  Dengan  adanya  repeter,  sinyal  dari  suatu komputer dapat komputer lain yang letaknya berjauhan.
e. Hub
Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga hub disebut juga multiport repeter. Repeater dan hub  bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunakan metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu  port sibuk maka port  yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
f. Bridge
Berfungsi  seperti  repeater  atau  hub  tetapi  lebih  pintar  karena  bekerja  p ada  lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.
g. Switch
Fungsinya  sama  dengan  bridge  hanya  switch  terdiri  dari  beberapa  port  sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch  tidak  dapat  meneruskan  paket  IP  yang  ditujukan  komputer  lain  yang  secara logic berbeda jaringan.

Minggu V: Media Transmisi: Wire (Guided)


Minggu VI: Media transmisi, Wirelless (Unguided)


Minggu VII: Network Operating System


Minggu VIII: Tipe-tipe jaringan, Topologi
Topologi jaringan adalah sebuah pola interkoneksi dari beberapa terminal komputer. Topologi jaringan merupakan representasi geometri dari hubungan antar perangkat (terminal komputer, repeaters, bridges) satu dengan lainnya (Green, 1985:22).
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:

  1. Physical. Merupakan gambaran fisik dari hubungan antara perangkat (komputer, server, hub, switch, dan kabel jaringan) yang membentuk suatu pola khusus 
  2. Logical. Merupakan gambaran bagaimana suatu perangkat dapatberkomunikasi dengan perangkat lainnya.

Topologi Bus

Topologi bus merupakan topologi dimana semua perangakat keras terhubung melalui kabel tunggal yang kedua ujungnya tidak tertutup dan masing-masing ujungnya menggunakan sebuah perangkat terminator. Jika alamat perangkat sesuai dengan alamat pada informasi yang dikirim, maka informasi akan diterima dan diproses. Jika tidak, maka informasi akan diabaikan.
Topologi Bus 
Keuntungan topologi bus adalah :
  1. Jarak LAN tidak terbatas
  2. Kecepatan pengiriman tinggi.
  3. Tidak diperlukan pengendali pusat.
  4. Jumlah perangkat yang terhubung dapat dirubah tanpa mengganggu yang lain.
  5. Kemampuan pengembangan tinggi.
  6. Keterandalan jaringan tinggi.
  7. Kondusif untuk jaringan gedung bertingkat.
Kerugian topologi bus adalah :
  1. Jika tingkat traffic tinggi dapat menyebabkan kemacetan.
  2. Diperlukan repeater untuk memperkuat sinyal.
  3. Operasional jaringan LAN tergantung tiap perangkat.Topologi Ring
  4. Topologi ring merupakan topologi dimana setiap perangkat dihubungkan sehingga berbentuk lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh perangkat jika sesuai maka informasi akan diproses sedangkan jika tidak maka informasi diabaikan.

Topologi Ring

Topologi ring merupakan topologi dimana setiap perangkat dihubungkan sehingga berbentuk lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh perangkat jika sesuai maka informasi akan diproses sedangkan jika tidak maka informasi diabaikan.
Topologi Ring 
Keuntungan topologi ring adalah:
  1. Kecepatan pengiriman tinggi.
  2. Dapat melayani traffic yang padat.
  3. Tidak diperlukan host, relatif murah.
  4. Dapat melayani berbagai mesin pengirim.
  5. Komunikasi antar terminal mudah.
  6. Waktu yang diperlukan untuk pengaksesan data optimal.
Kerugian topologi ring adalah:
  1. Perubahan jumlah perangkat sulit.
  2. Kerusakan pada media pengirim dapat mempengaruhi seluruh jaringan.
  3. Harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi kesalahan untuk kemudian di isolasi.
  4. Kerusakan salah satu perangkat menyebabkan kelumpuhan jaringan.
  5. Tidak baik untuk pengiriman suara, video dan data.

Topologi Tree

Topologi tree merupakan generalisasi dari topologi bus, media transmisi berupa kabel yang bercabang tanpa loop tertutup.Topologi tree selalu dimulai pada titik yang disebut headend. Satu atau beberapa kabel berasal dari headend.

Minggu IX: Network Service, Arsitektur Komunikasi data

Minggu X: Ujian Mid Semester

Minggu XI: OSI 7 Layer
OPEN SYSTEM INTERCONNECTION (OSI)
I. PENGERTIAN
Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Model-OSI tersebut terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)).

Komponen Penyusun 7 Layer OSI
7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
-Physical Layer 
-DataLink Layer 
-Network Layer 
-Transport Layer 
-Session Layer 
-Presentation Layer
-Application Layer.

Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan Layer, yaitu:
Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, DataLink Layer, dan Network Layer.
Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer
Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya
Dari ke Tujuh Layer tersebut juga mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :

1. Physical Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel - kabelnya
2. DataLink Layer : Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yangdisebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
3. Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch Manage).
4. Transport Layer : Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5. Session Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.
6. Presentation Layer : Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
7. Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer  ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.


Minggu XII: TCP/IP versi 4

Internet Protocol version 4 (IPv4)
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host computer di seluruh dunia. Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.1.3
Format Pengalamatan IPv4
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel 2.1. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal / high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal. Tabel di bawah ini Pengklasifikasian Alamat IPv4 Berdasarkan Oktet Pertama Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).

Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat hosthost yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D.
Format Paket IPv4
Paket-paket data dalam protokol IP dikirimkan dalam bentuk datagram. Sebuah datagram IP terdiri atas header IP dan muatan IP (payload). Header IP menyediakan dukungan untuk memetakan jaringan (routing), identifikasi muatan IP, ukuran header IP dan datagram IP, dukungan fragmentasi, dan juga IP Options. Sedangkan payload IP berisi informasi yang dikirimkan. Payload IP memiliki ukuran bervariasi, berkisar dari 8 byte hingga 65515 byte. Sebelum dikirimkan di dalam saluran jaringan, datagram IP akan "dibungkus" (encapsulation) dengan header protokol lapisan antarmuka jaringan dan trailer-nya, untuk membuat sebuah frame jaringan. Setiap datagram terdiri dari beberapa field yang memiliki fungsi tersendiri dan memiliki informasi yang berbeda – beda. Pada gambar di bawah ini . dapat dilihat struktur dari paket IPv4
Header IP terdiri atas beberapa field sebagai berikut:
a. Version. Digunakan untuk mengindikasikan versi dari header IP yang digunakan
b. Internet Header Length. Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP.
c. Type of Service. Field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
d. Total Length. Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya.
e. Identification. Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan difragmentasi..
f. Flags. Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak.
· Bit 0 = reserved, diisi 0.
· Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi.
· Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi.
g. Fragment Offset. Digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah.
h. Time to Live. Digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagramtersebut.
i. Protocol. Digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP.
J.Header Checksum. Field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan
integritas terhadap header IP.
k. Source IP Address. Mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagramIP tersebut.
l. Destination IP Address. Mengandung alamat IP tujuan ke mana datagram IP tersebut akan disampaikan,

Minggu XIII: Subnetting IP versi 4 


Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.

Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.

Subnetting IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.

Alamat Unicast IP versi 4
Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP
Oktet pertama (desimal)
Oktet pertama  (biner)
Digunakan oleh
Kelas A
1–126
0xxx xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala besar
Kelas B
128–191
1xxx xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C
192–223
110x xxxx
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
Kelas D
224–239
1110 xxxx
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Kelas E
240–255
1111 xxxx
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

Apa itu Subnetting?
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penumpukan) akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
                Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
                Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)



Contoh Tabel Subnetting Pada IPv4 kelas C
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
Contoh Subnetting.
CONTOH NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192) (x diambil dari oktet terakhir yaitu sebanyak 2 buah).
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Banyak binari nya adalah 6. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya. Hasil akhirnya dapat kita lihat pada Tabel berikut.

Tabel Hasil Akhir
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255


Minggu XIV: IPV6

Terdapat beberapa fitur yang ditawarkan oleh IPv6, diantaranya adalah:
-          Larger Address Space
Berbeda dengan IPv4, IPv6 menggunakan 4 kali lebih banyak bit untuk mengatasi perangkat di Internet. Sehingga banyak bit ekstra dapat menyediakan sekitar 3,4 × 1038 kombinasi yang berbeda dari alamat. Alamat ini dapat mengumpulkan kebutuhan agresif alamat penjatahan untuk hampir segala sesuatu di dunia ini. Menurut perkiraan, 1564 alamat dapat dialokasikan untuk setiap meter persegi bumi ini.
-          Simplified Header
Header IPv6 telah disederhanakan dengan memindahkan semua informasi yang tidak perlu dan options (yang hadir dalam header IPv4) ke ujung header IPv6.
-          End-to-end Connectivity
Setiap sistem sekarang memiliki alamat IP yang unik dan dapat melintasi melalui internet tanpa menggunakan NAT atau komponen menerjemahkan lainnya. Setelah IPv6 sepenuhnya dilaksanakan, setiap host secara langsung dapat berkomunikasi dengan host lain di Internet.
-          Auto-configuration
IPv6 mendukung kedua mode konfigurasi otomatis stateful dan stateless perangkat induknya.
-          Faster Forwarding/Routing
Header yang sederhana menempatkan semua informasi yang tidak perlu pada akhir header. Semua informasi dalam bagian pertama dari header diperuntukkan bagi Router untuk mengambil keputusan routing.
-          IPSec
Awalnya diputuskan untuk IPv6 untuk harus memiliki IPSec keamanan, sehingga lebih aman daripada IPv4. Fitur ini sekarang telah dibuat opsional.
-          No Broadcast
IPv6 menggunakan multicast untuk berkomunikasi dengan beberapa host.
-          Anycast Support
Ini adalah karakteristik lain dari IPv6. IPv6 telah memperkenalkan modus Anycast paket routing. Dalam mode ini, beberapa interface melalui Internet diberikan alamat IP Anycast yang sama. Sehingga pada saat routing, router mengirimkan paket ke tujuan terdekat.
-          Mobility
IPv6 dirancang untuk menjaga fitur mobilitas. Fitur ini memungkinkan host (seperti ponsel) untuk tetap terkoneksi meskipun berada pada wilayah geografis yang berbeda dan tetap terhubung dengan alamat IP yang sama. Fitur mobilitas IPv6 diambil dari dari konfigurasi IP auto dan perpanjangan header.
-          Enhanced Priority support
IPv4 digunakan 6 bit DSCP (Differential Service Code Point) dan 2 bit ECN (Explicit Congestion Notification) untuk memberikan Quality of Service tapi hanya bisa digunakan jika perangkat mendukung komunikasi end-to-end, yaitu sumber dan tujuan perangkat dan jaringan di bawahnya harus mendukung komunkasi yang sama. Dalam IPv6, Traffic class and Flow label digunakan untuk memberitahu router yang cara yang efisien untuk memproses paket dan rute tersebut.
-          Smooth Transition
Besar ruang alamat IP di IPv6 memungkinkan untuk mengalokasikan perangkat dengan alamat IP yang unik secara global. Hal ini menjamin bahwa mekanisme untuk menyimpan alamat IP seperti NAT tidak diperlukan. Jadi perangkat dapat mengirim / menerima data antara satu sama lain, misalnya VoIP dan / atau media streaming dapat digunakan dalam jumlah banyak secara efisien.
-          Extensibility
Salah satu keuntungan utama header IPv6 adalah bahwa hal itu dapat dikembangkan untuk menambahkan informasi lebih lanjut di bagian option. IPv4 hanya menyediakan 40-byte untuk pilihan sementara pilihan di IPv6 bisa sebanyak ukuran paket IPv6 itu sendiri.


Minggu XV: Routing Statick
Minggu XVI: Routing Dinamik
Dinamic routing adalah teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis. Tabel routing (ARP table) akan dimaintain oleh sebuah protokol routing.
Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya.
Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan.algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
1.     RIP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector,
2.     IGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector,
3.     OSPF — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state,
4.     EIGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
 
Routing Information Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Routing protokol distance vector,
·         Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
·         Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
·         Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
 
1. RIP Versi 1
·            Dokumen –> RFC1058.
·            RIP V1 routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
·            RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
·            Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a.      Host
b.     Network
c.      Subnet
d.     Rutedefault
 
2. RIP Versi 2
Ø Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
Ø Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
Ø Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
Ø Kemampuan baru :
a.      Tag –> untuk rute eksternal.
b.     Subnet mask.
c.      Alamat hop berikutnya.
d.      Autentikasi.
 
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
Ø Identifikasi tujuan baru,
Ø Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
 
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah:
Ø Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
Ø Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
Ø Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
 
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
Ø Bandwidth
Ø Delay
Ø Load
Ø Reliability
 
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut:
Ø  Protokol Routing Distance Vector.
Ø  Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load,        delay dan reliability.
Ø  Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
 
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:
Ø  Protokol routing link-state.
Ø  Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
Ø  Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
Ø  Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
Ø  OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
Ø  OSPF lebih effisien daripada RIP.
Ø  Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
Ø  Menggunakan protokol broadcast.
 
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
·         Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
·         Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
·         Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
·         Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
 
note:
Ø Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut sistem routing.
Ø router – router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama disebut Gateway Protocol (IGP)
Ø Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut system routing.
Ø Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous system yang sma disebut interior routing.
Ø Jika router yang berada dalam suatu autonomuos system berhubungan dengan routerlain, jenis protokol routing yang mengatur disebut Exterior ateway Protocols (EGP)
Ø Pada penerapan Dynamic routing terdapat konsep classfull dan classless.
Ø Classfull adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya penggunaan kelas full dikonsep ini.
Ø Classless artinya kita dapat mengunakan semua subnet yang dapat digunakan maksudnya kita dapat menggunakan metode VLSM pada penerapannya.
Ø Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP
Ø Dynamic routing ClassLess : IS-IS,Rip V2,OSPF,EIGRP, dan BGP
 
Convergence
Convergence adalah suatu bahasan dalam Dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana ketika semua router telah mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten. Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan hasil lengkap dan akurat mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah waktu saar semua router berbagi informasi, menghitung jalur terbaik, mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akan berhenti beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan jaringan mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi convergence.
Convergence mengambungkan sifat kolaborasi dan independen,artinya selain router membuat informasi routingnya sendiri tapi juga berkerjasama dengan router lain untuk menentukan jalur tebaik, serta mengantisipasi terhadap perubahan topologi bersama router lain.pencapaian status convergence secara cepat menandakan protokol routing yang lebih baik, RIP dan IGRP adalah jenis convergence yang lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat.

Minggu XVII: Merancang jaringan komputer
Minggu XVIII: Ujian Akhir Semester