Kode matakuliah: TIK 113
Pengajar: Yoserizal, M.Kom
Minggu I: Kontrak perkuliahan
Minggu II: Pengkodean, sinyal dan data analog dan digital
Pengkodean (Encoding) adalah proses perubahan karakter data yang akan dikirim dari suatu titik ke titik lain dengan kode yang dikenal oleh setiap termianal yang ada, dan menjadikan setiap karakter data dalam sebuah informasi digital ke dalam bentuk biner agar dapat ditransmisikan. Suatu terminal yang berbeda menggunakan kode biner yang berbeda untuk mewakili setiap karakter.
Sinyal →
Representasi dari data yang berbentuk gelombang elektromagnetik.
Dalam
komunikasi data, data dikirimkan dalam bentuk sinyal-sinyal
elektromagnetik.Pada saat transmiter mengirimkan sebuah sinyal ke receiver
melalui sebuah media, sinyal sebagaisuatu fungsi waktu dan dapat diekspresikan
sebagai suatu frekuensi.
Spektrum
= Jarak rentang frekuensi dimana sinyal
berada.
̇Bandwidth
= ukuran dari spektrum, semakin besar bandwidth semakin besar data yang bisa
lewat. Pada kenyataannya suatu sinyal elektromagnetik terdiri atas berbagai
frekuensi, sehingga spektrumnya akan melebar sebanyak frekuensi yang terdapat
pada sinyal tersebut.
Data→komponen
yang mengandung suatu informasi.Berdasarkan karakteristiknya, data dibagi
menjadi 2 yaitu data analog dan data digital:
-Data
analog
merupakan
data yang ditampilkan melalui ukuran fisik serta memiliki nilai berulangsecara
terus menerus dan kontinyu dalam beberapa interval. Misalnya : a.Suara
& video mengubah pola-pola intensitas secara terus menerus.b. Audio
dalam bentuk gelombang suara akustik.
-Data
digital merupakan data yang memiliki nilai-nilai yang berlainan dan memiliki
ciri-ciri tersendiri. Contoh data digital adalah teks, bilangan bulat dan
karakter-karakter lain. Data digital ditransmisikan dalam dalam sederetan bit.
Minggu III: Komputer NIC
Komputer
Komputer adalah adalah seperangkat alat elektronik yang dapat
mengimput data ,memproses dan output berupa informasi.
NIC
Network
Interface Card adalah: Card penghubung PC dengan jaringan, sehingga memungkinkan komputer anda untuk terkoneksi ke sebuah jaringan komputer. Bentuk
yang paling umum dari NIC adalah ethernet – metode yang sangat cepat dalam
mentranfer data antara komputer. NIC memungkinkan sebuah komputer untuk memberi
dan mengambil informasi dari komputer lain yang ada di jaringan yang sama –
dapat berupa Internet atau pun Local Area Network (LAN).
Minggu VI: Media transmisi, Wirelless (Unguided)
Minggu VII: Network Operating System
Minggu VIII: Tipe-tipe jaringan, Topologi
Topologi jaringan adalah sebuah pola interkoneksi dari beberapa terminal komputer. Topologi jaringan merupakan representasi geometri dari hubungan antar perangkat (terminal komputer, repeaters, bridges) satu dengan lainnya (Green, 1985:22).
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:
Minggu XII: TCP/IP versi 4
Minggu XIII: Subnetting IP versi 4
Minggu IV: Perangkat Jaringan (Network Device)
Untuk dapat membangun sebuah jaringan komputer , ada beberapa perangkat keras jaringan komputer yang harus diketahui seperti PC (personal computer), NIC, Kabel Jaringan, Konektor, Hub/Switch, dll.
Berikut adalah beberapa contoh dari perangkat keras jaringan computer :
a. Personal Computer (PC)
Komputer merupakan perangkat utama dari jaringan computer, karena komputer merupakan pusat mengatur / mengelola komunikasi data pada jaringan komputer.
b. Network Interface Card (NIC)
Kartu Jaringan atau disebut dengan istilah NIC ( Network Interface Card ) atau LAN CARD atau Etherned Card . merupakan perangkat yang menyediakan media untuk menghubungkan antar komputer. Kebanyakan Kartu Jaringan berjenis kartu internal, yaitu kartu jaringan yang di pasang pada slot ekspansi di dalam komputer. Kartu jaringan ada di dalam komputer client dan komputer server agar dapat di jalankan dalam jaringan. Kartu Jarin gan memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Peranti yang menyambungkan kabel jaringan dengan komputer.
2. Peranti yang menyediakan pengalamatan secara fisik. Artinya kartu jaringan memiliki kode tertentu yang unik.
a. Personal Computer (PC)
Komputer merupakan perangkat utama dari jaringan computer, karena komputer merupakan pusat mengatur / mengelola komunikasi data pada jaringan komputer.
b. Network Interface Card (NIC)
Kartu Jaringan atau disebut dengan istilah NIC ( Network Interface Card ) atau LAN CARD atau Etherned Card . merupakan perangkat yang menyediakan media untuk menghubungkan antar komputer. Kebanyakan Kartu Jaringan berjenis kartu internal, yaitu kartu jaringan yang di pasang pada slot ekspansi di dalam komputer. Kartu jaringan ada di dalam komputer client dan komputer server agar dapat di jalankan dalam jaringan. Kartu Jarin gan memiliki dua fungsi utama, yaitu:
1. Peranti yang menyambungkan kabel jaringan dengan komputer.
2. Peranti yang menyediakan pengalamatan secara fisik. Artinya kartu jaringan memiliki kode tertentu yang unik.
c. Kabel
Kabel merupakan media transmisi data pada jaringan komputer, membangun jaringan komputer (baik jaringan sederhana maupun besar) menggunakan berbagai tipe media transmisi. Media transmisi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu terarah (guieded/w ireline) atau menggunakan kabel atau tidak terarah (unguided/wireless) atau nirkabel.
Kabel merupakan media transmisi data pada jaringan komputer, membangun jaringan komputer (baik jaringan sederhana maupun besar) menggunakan berbagai tipe media transmisi. Media transmisi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu terarah (guieded/w ireline) atau menggunakan kabel atau tidak terarah (unguided/wireless) atau nirkabel.
- Kabel UTP.
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), secara Fisik terdiri atas empat pasang kawat medium, setiap pasang di pisahkan oleh lapisan pelindung. Kabel UTP mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), secara Fisik terdiri atas empat pasang kawat medium, setiap pasang di pisahkan oleh lapisan pelindung. Kabel UTP mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 Mbps
2. Biaya rata-rata per node murah.
3. Media dan ukuran konektor kecil
4. Panjang Kabel maksimal yang diizinkan yaitu 100 meter (pendek).
Kabel UTP mempunyai banyak keunggulan, selain itu mudah dipasang, ukurannya kecil dan harganya lebih murah dibandingkan media lain. Kekurangan kabel UTP yaitu rentan efek interferensi elektromagnetic yang berasal dari media atau perangkat lainnya. Akan tet api, pada prakteknya pada administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan dapat diandalkan.
2. Biaya rata-rata per node murah.
3. Media dan ukuran konektor kecil
4. Panjang Kabel maksimal yang diizinkan yaitu 100 meter (pendek).
Kabel UTP mempunyai banyak keunggulan, selain itu mudah dipasang, ukurannya kecil dan harganya lebih murah dibandingkan media lain. Kekurangan kabel UTP yaitu rentan efek interferensi elektromagnetic yang berasal dari media atau perangkat lainnya. Akan tet api, pada prakteknya pada administrator jaringan banyak menggunakan kabel ini sebagai media yang efektif dan dapat diandalkan.
Kabel UTP terdiri dari delapan Pin Warna. Dimana terdapat dua tipe kabel yang umum, yaitu kabel straight-through digunakan untuk menghubungkan sebuah hub dgn switch dan kabel cross-over digunakan untuk menghubungkan dua buah komputer secara peer to peet tanpa hub dan switch.
- Kabel Coaxcial
Kabel koasial terdiri atas konduktur silindris melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. Kabel koaksial dapat di gunakan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat untuk komunikasi jarak jauh.
Kabel koasial terdiri atas konduktur silindris melingkar yang mengelilingi sebuah kabel tembaga inti yang konduktif. Kabel koaksial dapat di gunakan tanpa banyak membutuhkan bantuan repeater sebagai penguat untuk komunikasi jarak jauh.
Kabel koaksial memiliki ukuran beragam. Diameter yang besar memilik transmisi panjang dan menolak noise. Nama Lain dari Kabel ini adalah "thicknet". Kabel ini sangat popular untuk LAN karena memiliki bandwith yang lebar, sehingga dapat anda gunakan untuk komunikasi broadband (multiple channel). Contoh kabel koaksial dalam kehidupan sehari -hari yaitu: kabel tv, thin10Base5 yang biasanya digunakan untuk kabel backbone pada instalasi jaringan antar gedung.
Kabel koaksial mempunyai beber apa karakteristik, yaitu :
1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 MBps
2. Biaya Rata-rata per node murah
3. Media dan ukuran konektor medium
4. Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter (medium)
Jaringan dengan menggunakan kabel koaksial merupakan jaringan dengan biaya rendah, tetapi jangkauannya sangat terbatas dan keandalannya juga sangat terbatas. Kabel koaksial pada umumnya digunakan pada topologi bus dan ring.
Kabel koaksial mempunyai beber apa karakteristik, yaitu :
1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 MBps
2. Biaya Rata-rata per node murah
3. Media dan ukuran konektor medium
4. Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter (medium)
Jaringan dengan menggunakan kabel koaksial merupakan jaringan dengan biaya rendah, tetapi jangkauannya sangat terbatas dan keandalannya juga sangat terbatas. Kabel koaksial pada umumnya digunakan pada topologi bus dan ring.
- Kabel Fiber Optick
Jenis kabel fiber optic merupakan kabel jaringan yang jarang digunakan pada instalasi jaringan tingkat menengah ke bawah. Pada umumnya, kabel jenis ini digunakan pada instalasi jaringan yang besar dan pada perusahaan multinasional serta digunakan untuk antar lantai atau antar gedung. Kabel fiber optic merupakan media networking medium yang digunakan utk transmisi-transmisi modulasi. Fiber Optic harganya lebih mahal di bandingkan media lain.
Jenis kabel fiber optic merupakan kabel jaringan yang jarang digunakan pada instalasi jaringan tingkat menengah ke bawah. Pada umumnya, kabel jenis ini digunakan pada instalasi jaringan yang besar dan pada perusahaan multinasional serta digunakan untuk antar lantai atau antar gedung. Kabel fiber optic merupakan media networking medium yang digunakan utk transmisi-transmisi modulasi. Fiber Optic harganya lebih mahal di bandingkan media lain.
Beberapa keuntungan menggunakan kabel fiber optic, yaitu :
1. Kecepatan jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi.
2. Bandwith, Fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar.
3. Distance yaitu sinyal-sinyal dapat di transmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan "refresh" atau "diperkuat"
4. Kabel-kabel fiber optic membutuhkan biaya alternatif murah.
d. Repeater
Berfungsi untuk menerima sinyal kemudian meneruskan kembali sinyal yang diterima dengan kekuatan yang sama. Dengan adanya repeter, sinyal dari suatu komputer dapat komputer lain yang letaknya berjauhan.
e. Hub
Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga hub disebut juga multiport repeter. Repeater dan hub bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunakan metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
1. Kecepatan jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi.
2. Bandwith, Fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar.
3. Distance yaitu sinyal-sinyal dapat di transmisikan lebih jauh tanpa memerlukan perlakuan "refresh" atau "diperkuat"
4. Kabel-kabel fiber optic membutuhkan biaya alternatif murah.
d. Repeater
Berfungsi untuk menerima sinyal kemudian meneruskan kembali sinyal yang diterima dengan kekuatan yang sama. Dengan adanya repeter, sinyal dari suatu komputer dapat komputer lain yang letaknya berjauhan.
e. Hub
Fungsinya sama dengan repeater hanya hub terdiri dari beberapa port, sehingga hub disebut juga multiport repeter. Repeater dan hub bekerja di physical layer sehingga tidak mempunyai pengetahuan mengenai alamat yang dituju. Meskipun hub memiliki beberapa port tetapi tetap menggunakan metode broadcast dalam mengirimkan sinyal, sehingga bila salah satu port sibuk maka port yang lain harus menunggu jika ingin mengirimkan sinyal.
f. Bridge
Berfungsi seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja p ada lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.
Berfungsi seperti repeater atau hub tetapi lebih pintar karena bekerja p ada lapisan data link sehingga mempunyai kemampuan untuk menggunakan MAC address dalam proses pengiriman frame ke alamat yang dituju.
g. Switch
Fungsinya sama dengan bridge hanya switch terdiri dari beberapa port sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch tidak dapat meneruskan paket IP yang ditujukan komputer lain yang secara logic berbeda jaringan.
Fungsinya sama dengan bridge hanya switch terdiri dari beberapa port sehingga switch disebut multiport bridge. Dengan kemampuannya tersebut jika salah satu port pada switch sibuk maka port-port lain masih tetap dapat berfungsi. Tetapi bridge dan switch tidak dapat meneruskan paket IP yang ditujukan komputer lain yang secara logic berbeda jaringan.
Minggu V: Media Transmisi: Wire (Guided)
Minggu VI: Media transmisi, Wirelless (Unguided)
Minggu VII: Network Operating System
Minggu VIII: Tipe-tipe jaringan, Topologi
Topologi jaringan adalah sebuah pola interkoneksi dari beberapa terminal komputer. Topologi jaringan merupakan representasi geometri dari hubungan antar perangkat (terminal komputer, repeaters, bridges) satu dengan lainnya (Green, 1985:22).
Topologi jaringan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:
- Physical. Merupakan gambaran fisik dari hubungan antara perangkat (komputer, server, hub, switch, dan kabel jaringan) yang membentuk suatu pola khusus
- Logical. Merupakan gambaran bagaimana suatu perangkat dapatberkomunikasi dengan perangkat lainnya.
Topologi Bus
Topologi bus merupakan topologi dimana semua perangakat keras terhubung melalui kabel tunggal yang kedua ujungnya tidak tertutup dan masing-masing ujungnya menggunakan sebuah perangkat terminator. Jika alamat perangkat sesuai dengan alamat pada informasi yang dikirim, maka informasi akan diterima dan diproses. Jika tidak, maka informasi akan diabaikan.
Keuntungan topologi bus adalah :
- Jarak LAN tidak terbatas
- Kecepatan pengiriman tinggi.
- Tidak diperlukan pengendali pusat.
- Jumlah perangkat yang terhubung dapat dirubah tanpa mengganggu yang lain.
- Kemampuan pengembangan tinggi.
- Keterandalan jaringan tinggi.
- Kondusif untuk jaringan gedung bertingkat.
- Jika tingkat traffic tinggi dapat menyebabkan kemacetan.
- Diperlukan repeater untuk memperkuat sinyal.
- Operasional jaringan LAN tergantung tiap perangkat.Topologi Ring
- Topologi ring merupakan topologi dimana setiap perangkat dihubungkan sehingga berbentuk lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh perangkat jika sesuai maka informasi akan diproses sedangkan jika tidak maka informasi diabaikan.
Topologi Ring
Topologi ring merupakan topologi dimana setiap perangkat dihubungkan sehingga berbentuk lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh perangkat jika sesuai maka informasi akan diproses sedangkan jika tidak maka informasi diabaikan.
Keuntungan topologi ring adalah:
Minggu IX: Network Service, Arsitektur Komunikasi data
Minggu X: Ujian Mid Semester
Minggu XI: OSI 7 Layer
OPEN SYSTEM INTERCONNECTION (OSI)
I. PENGERTIAN
Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Model-OSI tersebut terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)).
- Kecepatan pengiriman tinggi.
- Dapat melayani traffic yang padat.
- Tidak diperlukan host, relatif murah.
- Dapat melayani berbagai mesin pengirim.
- Komunikasi antar terminal mudah.
- Waktu yang diperlukan untuk pengaksesan data optimal.
- Perubahan jumlah perangkat sulit.
- Kerusakan pada media pengirim dapat mempengaruhi seluruh jaringan.
- Harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi kesalahan untuk kemudian di isolasi.
- Kerusakan salah satu perangkat menyebabkan kelumpuhan jaringan.
- Tidak baik untuk pengiriman suara, video dan data.
Topologi Tree
Topologi tree merupakan generalisasi dari topologi bus, media transmisi berupa kabel yang bercabang tanpa loop tertutup.Topologi tree selalu dimulai pada titik yang disebut headend. Satu atau beberapa kabel berasal dari headend.Minggu IX: Network Service, Arsitektur Komunikasi data
Minggu X: Ujian Mid Semester
Minggu XI: OSI 7 Layer
OPEN SYSTEM INTERCONNECTION (OSI)
I. PENGERTIAN
Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda.
Model-OSI tersebut terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)).
Komponen Penyusun 7 Layer OSI
7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
-Physical Layer
-DataLink Layer
-Network Layer
-Transport Layer
-Session Layer
-Presentation Layer
-Application Layer.
Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan
Layer, yaitu:
Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, DataLink Layer,
dan Network Layer.
Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer,
Presentation Layer, dan Application Layer
Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya
Dari ke Tujuh Layer tersebut juga mempunyai Tugas dan
Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :
1. Physical Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan
media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur
jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang
dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card)
berikut dengan Kabel - kabelnya
2. DataLink Layer : Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit
data dikelompokkan menjadi format
yangdisebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi
kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC
Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB,
Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi
IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link
Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
3. Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan
alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan
routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch
layer-3 (Switch Manage).
4. Transport Layer : Berfungsi untuk memecah data ke dalam
paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga
dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada
layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di
tengah jalan.
5. Session Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan
bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di
layer ini juga dilakukan resolusi nama.
6. Presentation Layer : Berfungsi untuk
mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format
yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada
dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector
software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network
shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol
(RDP)).
7. Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka
dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi
dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol
yang berada dalam layer ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
Minggu XII: TCP/IP versi 4
Internet Protocol version 4 (IPv4)
IPv4
adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang
totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4
miliar host computer di seluruh dunia. Alamat IP versi 4 umumnya
diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation),
yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Karena setiap
oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255
(meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). Contoh alamat
IP versi 4 adalah 192.168.1.3
Format Pengalamatan IPv4
Dalam
RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari
oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel 2.1. Sebenarnya yang
menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam
oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal / high-order bit),
tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal. Tabel di bawah ini Pengklasifikasian
Alamat IPv4 Berdasarkan Oktet Pertama Setiap antarmuka jaringan yang
menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan
sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address).
Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan
antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC
sepanjang 48-bit. Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua
host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi
menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya Alamat IP Multicast (Multicast IP Address)
adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada
banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast
IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan
diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat hosthost yang
sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan
yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat
multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data
dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi.
Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast
IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D.
Format Paket IPv4
Paket-paket data dalam protokol IP dikirimkan dalam bentuk datagram. Sebuah datagram IP terdiri atas header IP dan muatan IP (payload). Header IP menyediakan dukungan untuk memetakan jaringan (routing), identifikasi muatan IP, ukuran header IP
dan datagram IP, dukungan fragmentasi, dan juga IP Options. Sedangkan
payload IP berisi informasi yang dikirimkan. Payload IP memiliki ukuran
bervariasi, berkisar dari 8 byte hingga 65515 byte. Sebelum dikirimkan
di dalam saluran jaringan, datagram IP akan "dibungkus" (encapsulation) dengan header protokol
lapisan antarmuka jaringan dan trailer-nya, untuk membuat sebuah frame
jaringan. Setiap datagram terdiri dari beberapa field yang memiliki
fungsi tersendiri dan memiliki informasi yang berbeda – beda. Pada
gambar di bawah ini . dapat dilihat struktur dari paket IPv4
Header IP terdiri atas beberapa field sebagai berikut:
a. Version. Digunakan untuk mengindikasikan versi dari header IP yang digunakan
b. Internet Header Length. Digunakan untuk mengindikasikan ukuran header IP.
c. Type of Service. Field ini digunakan untuk menentukan kualitas transmisi dari sebuah datagram IP.
d. Total Length. Merupakan panjang total dari datagram IP, yang mencakup header IP dan muatannya.
e. Identification. Digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah paket IP tertentu yang akan difragmentasi..
f. Flags. Berisi dua buah flag yang berisi apakah sebuah datagram IP mengalami fragmentasi atau tidak.
· Bit 0 = reserved, diisi 0.
· Bit 1 = bila 0 bisa difragmentasi, bila 1 tidak dapat difragmentasi.
· Bit 1 = bila 0 fragmentasi berakhir, bila 1 ada fragmentasi lagi.
g. Fragment Offset. Digunakan untuk mengidentifikasikan offset di mana fragmen yang bersangkutan dimulai, dihitung dari permulaan muatan IP yang belum dipecah.
h.
Time to Live. Digunakan untuk mengidentifikasikan berapa banyak saluran
jaringan di mana sebuah datagram IP dapat berjalan-jalan sebelum sebuah router mengabaikan datagramtersebut.
i. Protocol. Digunakan untuk mengidentifikasikan jenis protokol lapisan yang lebih tinggi yang dikandung oleh muatan IP.
J.Header Checksum. Field ini berguna hanya untuk melakukan pengecekan
integritas terhadap header IP.
k. Source IP Address. Mengandung alamat IP dari sumber host yang mengirimkan datagramIP tersebut.
l. Destination IP Address. Mengandung alamat IP tujuan ke mana datagram IP tersebut akan disampaikan,Minggu XIII: Subnetting IP versi 4
Internet Protocol (IP)
address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang
berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara
node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan
agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6).
Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama
menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada.
Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."
Perancang awal dari TCP/IP
menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini
bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang
besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6),
menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir
oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing
paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node
tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR,
yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa
saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT)
untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers Authority
(IANA)
yang mengelola alokasi alamat IP global. IANA
bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia layanan
Internet) dan lembaga lainnya.
Subnetting IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah
sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan
TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah
32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer
atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut
didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4
oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah
255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang
dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host
yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau
IPv6.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk
sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat
Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar
diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast
digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar
diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau
berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal
bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z.
Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255
(meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan
menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat
jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di
mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik
yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network
identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh
bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai
host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di
dalam network identifier di mana ia berada.
Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi
4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti
terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah
pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order
bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP
|
Oktet pertama (desimal)
|
Oktet pertama (biner)
|
Digunakan oleh
|
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala besar
|
Kelas B
|
128–191
|
1xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala
besar
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan
(eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala
besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan
nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat
sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126
jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127
tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di
dalam mesin yang bersangkutan.
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan
skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama
alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner
10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah
network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap
network-nya.
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala
kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke
nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan
membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir)
akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total
2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP
multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di
dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan
sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas
mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat
"eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada
masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner
1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk
mengenali host.
Apa itu Subnetting?
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa
subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres
kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host
yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat
subnetting? Ada
beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah
sebagai berikut:
Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah
jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang
digunakan dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki
address network yang unik.
Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penumpukan)
akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala
kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke
nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan
membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir)
akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total
2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per
Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan
IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep
ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Contoh Tabel Subnetting Pada IPv4
kelas C
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
Contoh Subnetting.
CONTOH NETWORK ADDRESS
192.168.1.0/26
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C
dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192) (x diambil dari oktet terakhir yaitu sebanyak 2 buah).
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask. Jadi Jumlah Subnet adalah
22 = 4 subnet
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2,
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Banyak binari nya adalah 6. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 – 2 = 62 host
Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet
terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128 + 64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana dengan alamat host dan
broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host
pertama adalah 1 angka setelah subnet dan broadcast adalah 1 angka sebelum
subnet berikutnya. Hasil akhirnya dapat kita lihat pada Tabel berikut.
Tabel Hasil Akhir
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Minggu XIV: IPV6
Terdapat beberapa
fitur yang ditawarkan oleh IPv6, diantaranya adalah:
-
Larger Address Space
Berbeda
dengan IPv4, IPv6 menggunakan 4 kali lebih banyak bit untuk mengatasi perangkat
di Internet. Sehingga banyak bit ekstra dapat menyediakan sekitar 3,4 × 1038
kombinasi yang berbeda dari alamat. Alamat ini dapat mengumpulkan kebutuhan
agresif alamat penjatahan untuk hampir segala sesuatu di dunia ini. Menurut
perkiraan, 1564 alamat dapat dialokasikan untuk setiap meter persegi bumi ini.
-
Simplified Header
Header IPv6
telah disederhanakan dengan memindahkan semua informasi yang tidak perlu dan options
(yang hadir dalam header IPv4) ke ujung header IPv6.
-
End-to-end Connectivity
Setiap sistem
sekarang memiliki alamat IP yang unik dan dapat melintasi melalui internet
tanpa menggunakan NAT atau komponen menerjemahkan lainnya. Setelah IPv6
sepenuhnya dilaksanakan, setiap host secara langsung dapat berkomunikasi dengan
host lain di Internet.
-
Auto-configuration
IPv6
mendukung kedua mode konfigurasi otomatis stateful dan stateless perangkat
induknya.
-
Faster Forwarding/Routing
Header yang sederhana
menempatkan semua informasi yang tidak perlu pada akhir header. Semua informasi
dalam bagian pertama dari header diperuntukkan bagi Router untuk mengambil
keputusan routing.
-
IPSec
Awalnya
diputuskan untuk IPv6 untuk harus memiliki IPSec keamanan, sehingga lebih aman
daripada IPv4. Fitur ini sekarang telah dibuat opsional.
-
No Broadcast
IPv6 menggunakan
multicast untuk berkomunikasi dengan beberapa host.
-
Anycast Support
Ini adalah
karakteristik lain dari IPv6. IPv6 telah memperkenalkan modus Anycast paket
routing. Dalam mode ini, beberapa interface melalui Internet diberikan alamat
IP Anycast yang sama. Sehingga pada saat routing, router mengirimkan paket ke
tujuan terdekat.
-
Mobility
IPv6
dirancang untuk menjaga fitur mobilitas. Fitur ini memungkinkan host (seperti
ponsel) untuk tetap terkoneksi meskipun berada pada wilayah geografis yang
berbeda dan tetap terhubung dengan alamat IP yang sama. Fitur mobilitas IPv6 diambil
dari dari konfigurasi IP auto dan perpanjangan header.
-
Enhanced Priority support
IPv4
digunakan 6 bit DSCP (Differential
Service Code Point) dan 2 bit ECN (Explicit
Congestion Notification) untuk memberikan Quality of Service tapi hanya
bisa digunakan jika perangkat mendukung komunikasi end-to-end, yaitu sumber dan
tujuan perangkat dan jaringan di bawahnya harus mendukung komunkasi yang sama.
Dalam IPv6, Traffic class and Flow label digunakan untuk memberitahu
router yang cara yang efisien untuk memproses paket dan rute tersebut.
-
Smooth Transition
Besar ruang
alamat IP di IPv6 memungkinkan untuk mengalokasikan perangkat dengan alamat IP
yang unik secara global. Hal ini menjamin bahwa mekanisme untuk menyimpan
alamat IP seperti NAT tidak diperlukan. Jadi perangkat dapat mengirim /
menerima data antara satu sama lain, misalnya VoIP dan / atau media streaming
dapat digunakan dalam jumlah banyak secara efisien.
-
Extensibility
Salah satu
keuntungan utama header IPv6 adalah bahwa hal itu dapat dikembangkan untuk
menambahkan informasi lebih lanjut di bagian option. IPv4 hanya menyediakan
40-byte untuk pilihan sementara pilihan di IPv6 bisa sebanyak ukuran paket IPv6
itu sendiri.
Minggu XV: Routing Statick
Minggu XVI: Routing Dinamik
Dinamic routing adalah teknik routing dengan
menggunakan beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani
routing secara otomatis. Tabel routing (ARP table) akan dimaintain oleh
sebuah protokol routing.
Routing protocol berbeda dengan routed
protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router.
Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi
tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi
ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya.
Protokol routing dinamik yang banyak
digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information
Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF
(Open Shortest Path First) yang menggunakan.algoritma link-state. Pada
layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk
routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
1. RIP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector,
2. IGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector,
3. OSPF — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state,
4. EIGRP — menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
Routing Information Protocol (RIP)
Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya.
RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
· Routing protokol distance vector,
· Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur,
· Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
· Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1. RIP Versi 1
· Dokumen –> RFC1058.
· RIP V1 routing vektor-jarak
yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan
poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
· RIP V1 diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
· Informasi yang dipertukarkan RIP berupa :
a. Host
b. Network
c. Subnet
d. Rutedefault
2. RIP Versi 2
Ø Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru,
Ø Algoritma routing sama dengan RIP versi1,
Ø Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim,
Ø Kemampuan baru :
a. Tag –> untuk rute eksternal.
b. Subnet mask.
c. Alamat hop berikutnya.
d. Autentikasi.
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah:
Ø Identifikasi tujuan baru,
Ø Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
IGRP adalah routing protokol distance vector
yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval
90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain
jaringan IGRP adalah:
Ø Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek,
Ø Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda,
Ø Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth
dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat
dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut
dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya:
Ø Bandwidth
Ø Delay
Ø Load
Ø Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing
protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak
seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco.
IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan
routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat
digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai
berikut:
Ø Protokol Routing Distance Vector.
Ø Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability.
Ø Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an.
Pada awalnya RIP adalah routing protokol
yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak
memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt,
Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi
oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF
menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai
berikut:
Ø Protokol routing link-state.
Ø Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328.
Ø Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
Ø Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
Ø OSPF adalah linkstate protokol dimana
dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun
beberapa bagian dari subnetwork.
Ø OSPF lebih effisien daripada RIP.
Ø Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ).
Ø Menggunakan protokol broadcast.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
karakteristik sebagai berikut:
· Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
· Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
· Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
· Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
note:
Ø Pada penggunaan EIGRP menggunakan autonomous sytem yang disebut sistem routing.
Ø router – router yang berada dalam suatu autonomuos sytem yang sama disebut Gateway Protocol (IGP)
Ø Routing didalam satu subnet dengan outonomous yang sama disebut system routing.
Ø Routing diantara dua subnet yang berlainan dengan autonomous system yang sma disebut interior routing.
Ø Jika router yang berada
dalam suatu autonomuos system berhubungan dengan routerlain, jenis
protokol routing yang mengatur disebut Exterior ateway Protocols (EGP)
Ø Pada penerapan Dynamic routing terdapat konsep classfull dan classless.
Ø Classfull adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya penggunaan kelas full dikonsep ini.
Ø Classless artinya kita dapat mengunakan
semua subnet yang dapat digunakan maksudnya kita dapat menggunakan
metode VLSM pada penerapannya.
Ø Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP
Ø Dynamic routing ClassLess : IS-IS,Rip V2,OSPF,EIGRP, dan BGP
Convergence
Convergence adalah suatu bahasan dalam
Dynamic routing yang mempunyai keadaan dimana ketika semua router telah
mempunyai routing tabel mereka sendiri sacara tetap dan konsisten.
Jaringan yang Convergence ketika semua router telah mendapatkan hasil
lengkap dan akurat mengenai informasi jaringan. Waktu convergence adalah
waktu saar semua router berbagi informasi, menghitung jalur terbaik,
mengperbaharui Routing tabel mereka. Jaringan tidak akan berhenti
beroperi sanpai semua network mendapatkan status convergence, kebanyakan
jaringan mempunyai waktu yang singkat untuk mengubah statusnya menjadi
convergence.
Convergence mengambungkan sifat kolaborasi
dan independen,artinya selain router membuat informasi routingnya
sendiri tapi juga berkerjasama dengan router lain untuk menentukan jalur
tebaik, serta mengantisipasi terhadap perubahan topologi bersama router
lain.pencapaian status convergence secara cepat menandakan protokol
routing yang lebih baik, RIP dan IGRP adalah jenis convergence yang
lambat, EIGRP dan OSPF adalah jenis convergence yang cepat.
Minggu XVII: Merancang jaringan
komputer
Minggu XVIII: Ujian Akhir Semester